MRINEWS – Pakar kedokteran dan tim internasional di Universitas Negeri Mari El, Rusia, telah mengembangkan senyawa baru yang dapat menekan kematian sel terkontrol yang terkait Alzheimer dan Parkinson.
Senyawa ini mampu melawan ferroptosis—proses yang memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular, serta penyakit Alzheimer dan Parkinson—dan memberikan perlindungan terhadap mitokondria sel.
Kepada Ria Novosti, kementerian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Rusia mengatakan ferroptosis adalah bentuk kematian sel terkontrol yang baru ditemukan yang terkait Alzheimer dan Parkinson.
Proses ini berkontribusi terhadap perkembangan penyakit neurodegeneratif kedua penyakit tersebut, serta kerusakan iskemik pada organ.
Universitas Negeri Mari El terletak di Yoshkar-Ola, ibu kota Republik Mari El, Rusia, yang lokasinya berada di bagian tengah Rusia, yang berjarak 862 kilometer sebelah timur Moskow.
Beberapa senyawa diketahui dapat menekan ferroptosis, tetapi sering kali bersifat toksik bagi sel hidup—efek ini disebut sitotoksisitas. Ada berbagai ilmuwan dari Universitas Negeri Mari El, Institut Biofisika Teoritis dan Eksperimental Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAN).
Ada juga ilmuwan dari Institut Petrokimia dan Katalisis RAN, bersama ilmuwan India menemukan molekul yang mampu menghentikan kematian sel terkontrol tanpa membahayakan sel itu sendiri.
Menurut Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Rusia, inhibitor ferroptosis baru ini berasal dari turunan fenotiazin, yang merupakan komponen struktural dalam beberapa obat neuroleptik dan pewarna.
Para ilmuwan percaya bahwa mekanisme kerja senyawa ini terkait dengan pengurangan produksi berlebih spesies oksigen reaktif (ROS) dalam sel.
“Hasil penelitian kami membuka peluang baru untuk pengembangan obat yang ditujukan melawan ferroptosis dan patologi yang terkait dengan jenis kematian sel ini. Salah satu yang paling menjanjikan adalah turunan alkil fenotiazin, yang menunjukkan aktivitas anti-ferroptosis tinggi tanpa efek sitotoksik,” kata Profesor Mikhail Dubinin dari Departemen Biokimia, Biologi Sel, dan Mikrobiologi Universitas Negeri Mari El.
Efek senyawa baru ini telah diuji pada garis sel BT-474, dan aktivitas antioksidannya dikonfirmasi melalui penelitian terhadap mitokondria hati tikus yang diisolasi. ***
mrinews.id/Fauzan Lu